Selamat Datang di SEPUTAR WAJO

AGA KAREBA??? Apa Kabar .... situs ini masih dalam uji coba dan kedepan akan dilakukan penyempurnaan cappo... dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.

Selasa, 25 Maret 2008

LURAH MADDUKELLENG

- PROFIL -

LURAH MADDUKELLENG MENCIPTAKAN PELAYANAN YANG MENYATUH DENGAN MASYARAKAT

Dalam kepemimpinan sebagai lurah, hal yang paling urget perlu dilakukan adalah pendekatan terhadap masyarakat. Dengan membuka kran komunikasi maka sosialisasi dapat tercapai.” hal ini diungkap Lurah Maddukelleng, Mulyadi, S.Sos, yang sosok lurah yang menyentuh kepada masyarakat, sebagai abdi negara dan pelayan masyarakat bukan hanya untuk sebagai ungkapan saja, tapi betul-betul terpatri pada dirinya dalam memerikan pelayanan kepada masyarakat. Bukan hanya di kantor saja tapi mana saja kalau ada warganya yang membutuhkanya, itu selalu memberikan pelayanan prima ini yang dirasakan oleh warga masyarakat Maddukelleng, seperti yang dikatakan salah satu tokoh masyarakat H. Nusu Nur, yang juga mantan lurah Maddukelleng, mengatakan bahwa Pak Lurah memang selalu dekat sama warganya hubungan silaturahminya sama masyarakat bagus sekali begitu pun pelayanannya betul-betul memuaskan dan luar biasa, serta apabila ada masalah atau kegiatan apapun tetap meminta petunjuk atau kordinasi dengan tokoh – tokoh masyarakat, contoh saja seperti sekarang kuburan di bulu lopi itu betul - betul bersih dengan swadaya masyarakat dan lingkungan masyarakat, gorong-gorong yang dulunya terkenan air tapi sekarang sudah tidak lagi terkenen air, itu juga dengan swadaya masyarakat, serta mesjid – mesjid terbenai itu Berkah kebaikannya Pak Lurah selalu memberikan yang terbaik kepada warganya, seinggah warga disini senangtiasa selalu mendukung Pak Lurah dalam roda pembangunan, ungkap Mantan Lurah Maddukelleng ini.
Begitupun dalam dukungan warga roda pembangunan khususnya di Kelurahan Maddukelleng, karena sumber pembangunan di daerah itu adalah pajak, yang mana Kelurahan Maddukelleng tersebut memiliki dua ( 2 ) lingkungan yaitu Lingkungan Paccenccang dan Lingkungan Amessangen. Untuk tetap kondusif, maka dengan kepekaan dan peduli akan mana yang terjadi di tengah masyarakat, membuat waktunya yang banyak di habiskan di tengah warga ketimbang untuk keluarga.” Yang terpenting saya memberikan pelayanan yang menyatuh dengan masyarakat, maka segala yang menjadi kewajiban akan terpenuhi dengan segala aktifitas yang di kerjakan harus bernilai ibadah, ungkapnya.
Kemudian menambahkan bahwa dia selalu menyampaikan kepada warga dengan bahasa bugis yaitu ” APPARENGNGERAKKI RIGAU ENGKAKU TAPPASALA, ASSAMATURUSIKA RIGAU ENGKAKU MAPPADECENG. ” itu suatu harapanku kepada seluruh warga Kelurahan Maddukelleng supaya mampu menjaga perbedaan itu sehingga kondisi keamanan daerah masih solid dan terkendali. Dengan langka yang kita selalu kedepakan adalah pelayanan prima yang betul-betul menyatuh dengan masyarakat. Maka Visi – Misi Kelurahan Maddukelleng mempunyai makna tersediri yaitu dengan Visi : Terwjudnya Pemerintahan Kelurahan Maddukelleng yang demokrasi dan transparan yang berorientasi kepada peningkatan kualitas pelayanan publik, menuju terciptanya masyarakat yang bersih dan beriman. Sedangkang Misinya yaitu : Terciptanya pemerintahan Kelurahan sebagai

pendampin dan pengayon masyarakat serta terciptanya pemerintahan kelurahan yang menyatu dengan masyarakat. ( Abd Rasyid MS )

MENGENAL LABIH DEKAT LURAH MADDUKELLENG


N a m a : Mulyadi, S.Sos

Tempat / Tgl Lahir : Sengkang 30 Desember 1960

J a b a t a n : Lurah Maddukelleng

Alamat Kantor : Jl. Wr Monginsidin

Alamat Rumah : Jl. Serikaya / BTN Pepabri blok o No 17 Sengkang Kabupatrn
Wajo.

Riwayat Pendidikan : 1. SD. Negeri. 4. Sungguminasa Kabuapate Wajo
2. SMP Jongaya Makassar
3. SMA. Negeri. 5. Makassar
4. APPS Makassa
5. STIA Prima Sengkang

Riwayat Diklat Struktur : 1. Adum Th. 1999
2. Latpin III Th. 2997

Riwayat Jabatan : 1. Ka. Sub. Sie Karang Taruna Depsosial Kab Wajo.
2. Ka. URS. Umum Depsosisl Kab. Wajo.
3. Sekeretaris Lurah Kel. Atakka’E, Kec Tempe. Kab. Wajo.
4. Ka Sub Bag Umum dan Perlengkapan BKDD Kab. Wajo.
5. Lurah Wiringpalenae. Kec. Tempe. Kab. Wajo.
6. Lurah Maddukelleng. Kec. Tempe. Kab. Wajo.

Riwayat Kepangkatan : 1. Pengatur Muda / II. a.
2. Reguler
3. Penata TK. I. / III d

N a m a i s t e r i : Mulyawati, Bsw
Tempat / Tgl Lahir : Watangpone 5 Oktober 1962
Pekerjaan : Wiraswata.

Anak Pertama : Dirga Pratama Sandi
Anak Kedua : Ayu Yulya Rahayu
( Abd Rasyid MS )

PELAYANAN INFOMASI DI ERA REFORMASI

INTENSIFIKASI PELAYANAN INFOMASI DI ERA REFORMASI
Oleh : Drs. Muh. Bakri, S.Pd.
(Kasubdin Pelayanan Infokom Dinas Infokom Kab. Wajo)

Perhatian dan Prediksi tingginya desakan masyarakat akan kebutuhan data dan informasi, baik saat ini, maupun dimasa-masa yang akan datang, maka melalui media Mimbar Infokom yang sudah terbit selama 12 Edisi pada tahun 2007 yang lalu, sudah saatnya media ini pada tahun 2008, sedini mungkin mengantisipasi tersedianya data dan informasi yang sangat strategis dan akurat serta kredibel dengan mengakomodir secara komprehensif berbagai permasalahan yang krusial dan penanganannya, guna untuk diketahui oleh masyarakat.
Komunikasi adalah : Suatu kata yang mencakup segala bentuk interaksi dengan orang lain yang berupa percakapan biasa, membujuk, mengajar, dan negosiasi. Komunikasi lisan atau Verbal à Tatap muka, pidato, pengarahan, diskusi kelompok atau perorangan, Kelemahannya à Pesan yang disampaikan kepada banyak orang, bisa terjadi pesan berbeda dengan pesan semula. Komunikasi Tertulis à Memo, disposisi, surat pengumuman, bulletin, simbol tertulis, Kelemahannya à membutuhkan banyak waktu dan tidak ada jaminan terjadinya umpan balik. Komunikasi Non verbal à Bahasa tubuh (gerakan anggota badan) dan tanda-tanda Sirine, Lampu, Bel dan sebagainya.
Hambatan dalam berkomunikasi, adalah : Lambang Suara, gagasan-gagasan, ide-ide secara lisan dapat diucapkan dengan suara tinggi, rendah, keras, lemah lembut, Lambang Bahasa à Bahasa lisan, bahasa tertulis dan bahasa badan, Lambang Gerak Atau Bahasa Badan à Isyarat badan, raut wajah, posisi dan gerakan badan, Lambang Gambar à sama dengan bahasa tertulis : rambu-rambu lalulintas, Lambang Suara à bunyi bel, klakson mobil, lonceng, sirene, Lambang Warna à warna merah ; keberanian putih : kesucian.
Keberhasilan ketercapaian tujuan komunikasi, adalah : Kepercayaan komunikan terhadap komunikator serta Keterampilan komunikator berkomunikasi, Daya Tarik Pesan dan kesesuaian pesan dengan kebutuhan komunikan, Pengalaman yang sama tentang isi pesan antara komunikator dan komunikan, Kemampuan komunikan menafsirkan pesan, dan Sistem Penyampaian pesan dengan jenis indera penerima pesan.
Kriteria keberhasilan Komunikasi, meliputi : Kredibilitas & Keterampilan Komunikator, Informasi sesuai kebutuhan Komunikan, Pengalaman sama tentang isi Pesan, Komunikan mampu menafsirkan Pesan, Setting Komunikasi Kondusif, dan Sistem penyampaian Pesan menggunakan Metode/Media.
Teknologi Informasi ditempatkan sebagai variabel utama dalam mendukung terlaksananya administrasi publik yang efisien, efektif, berkeadilan, dan akuntabel. Teknologi informasi mampu memberikan kecepatan, keakuratan dan keobyektifan suatu informasi.
Pengaruh Teknologi terhadap Pemerintah, yaitu ; Pertama, Adanya transformasi global dalam bidang politik, ekonomi, tatanan teritorial kenegaraan yang telah membentuk sebuah model tatanan baru dunia yang dianalogikan sebagai “Desa Dunia”, Kedua, Meningkatnya kesadaran Politik masyarakat untuk lebih berperan aktif dalam proses pemerintahan. Ketiga, Berkembangnya wacana ilmu administrasi yang mengarah pada model “Management Publik yang Baru”.
Komponen Utama dari Teknologi Informasi, terdiri dari ; Komputer : mesin elektronik yang mampu membuat kalkulasi dengan kapasitas yang besar dan sangat cepat, Mikro elektronik, yaitu rancang bangun (disain) penerapan dan produksi dari peralatan elektronik yang berukuran sangat kecil terdiri dari komponen-komponen yang rumit, dan Telekomunikasi adalah transmisi informasi melalui kabel atau gelombang radio.
Meskipun kemajuan teknologi informasi sudah berkembang semakin pesat, dengan demikian kita tetap harus memperhatikan situasi dan kondisi kemampuan masyarakat secara general, tentang akan kebutuhan layanan informasi melalui media ini secara offline dengan menbuka Website (internet) di Infokom Kabupaten Wajo.
Hal-hal dimaksud perlu diantisipasi oleh Dinas Infokom Kabupaten Wajo, melalui Subdin Pelayanan Infokom dengan secara teknis pengolahan dan pengembangan data tentang informasi akan dikelola melalui Kepala Seksi Humas, Pers dan Peliputan dengan berdasar pada acuan Rencana Kerja Anggaran (RKA), dalam hal ini mengakomodir sumber informasi yang perlu pada Dinas/Instansi di Kabupaten Wajo dan sudah dibentuk melalui Badan Koordinasi Kehumasan Daerah (BAKOHUMASDA) agar diberi peranserta dalam memberikan data yang akurat di Instansinya, serta juga sangat penting pada Krew Mimbar Infikom yang telah turun ke lapangan/instansi-instansi.
Tidak dapat dipungkiri oleh kita semua, bahwa dewasa ini kebutuhan akan informasi semakin hari, semakin meningkat, maka dengan diterbitkannya bahan Informasi, diharapkan Majalah Mimbar Infokom Kabupaten Wajo Provinsi Sulesl ini, dapat memperkaya refrensi, dan peningkatan akan permohonan dan pengertian tentang informasi perkembangan Masyarakat serta perkembangan yang terjadi di Kabupaten Wajo, khususnya program-pragram Pembangunan dan kemasyarakatan.
Dewasa ini paradigma penyelenggaraan pemerintahan, menempatkan Negara pada posisi sebagai pembuat kebijakan, regulator dan fasilitator. Sedangkan peranan operator atau pelaksana diarahkan hanya pada sector public yang tidak digarap pihak swasta .
Perubahan paradigma tersebut berimplikasi pada format kelembagaan dan pelaksanaan tugas-tugas diberbagai sector, termasuk sector informasi, komunikasi dan media massa. Dinas Informasi dan Komunikasi (Infokom) sebagai salah satu lembaga pemerintahan di Kabupaten Wajo yang menangani sector informasi, komunikasi dan media massa yang mempunyai tugas merumuskan kebijakan dan koordinasi di bidang Informasi, komunikasi dan media massa, sekaligus berfungsi sebagai pelaksana operasional pelayanan dan desiminasi informasi dan komunikasi.
Informasi, komunikasi dan media massa, selain mempunyai peran yang sangat menentukan bagi keberhasilan pembangunan system politik demokrasi, juga berkaitan erat dengan upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, maka dengan bergulirnya pelaksanaan otonomi daerah, penyampaian informasi dan komunikasi yang berskala local merupaka kewenangan pemerintah kabupaten dan kota.
Sebagai pelaksana amanat rakyat dibidang informasi, komunikasi, dan media massa, Dinas Infokom senantiasa meningkatkan pemanfaatan peran komunikasi melalui media massa dalam rangka mencerdasrkan kehidupan bangsa, memperkukuh persatuan dan kesatuan, membentuk kepribadian, serta mengupayakan hak pengguna informasi dan komunikasi.

WAJO BERPRESTASI, BUKAN SLOGAN

WAJO BERPRESTASI BUKAN SEBUAH SLOGAN BELAKA

Perjalanan pemerintahan, pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan di Kabupaten Wajo, dalam empat tahun terakhir ini, di bawa kepemimpinan H. A. Asmidin sebagai Bupati, patut dipacungi jempol, mengapa ? Selama empat tahun nterakhir ini, Kabupaten Wajo dengan sebuah motto ”WAJO BERPRESTASI” sebagai Spirit of Wajo banyak menuai hasil yang memuaskan, dan dapat mengangkat harkat dan martabat masyarakat Kabupaten Wajo sekaligus sebagai suatu kebanggaan tersendiri atas berbagai prestasi dan pengharagaan yang diperoleh Kabupaten Wajo, baik pada tingkat nasional, maupun pada tingkat propinsi.
Potensi yang dimiliki Kabupaten Wajo memang dapat diandalkan, dimana Kabupaten Wajo terletak pada posisi 3039’- 4016, Lintang Selatan dan 119053’-120027 Bujur Timur, merupakan daerah yang terletak ditengah-tengah Propinsi Sulawesi Selatan dan pada zona tengah yang merupakan suatu depresi yang memanjang pada arah laut tenggara dan terakhir merupakan selat. Batas wilayah Kabupaten Wajo adalah sebagai berikut : Sébelah Utara : Kabupaten Luwu dan Kabupaten Sidenrengrappang; Sébelah Timur : Teluk Bone; Sébelah Selatan : Kabaten Bone dan Kabupaten Soppeng; Sébelah Barat : Kabupaten Soppeng dan Kabupaten Sidenrengrappang.
Luas wilayahnya ádalah 2.506,19 km2 atau 4,01% dari luas propinsi sulawesi selatan dengan rincian penggunaan lahan terdiri dari lahan sawah 86.143 Ha ( 34,37% ) dan lahan kering 164.477 Ha ( 65,63% ).
Kabupaten Wajo telah terbagi menjadi 14 wilayah kecamatan. selanjutnya dari keempat-belas wilayah kecamatan di dalamnya terbentuk wilayah –wilayah yang lebih kecil, yaitu secara keseluruhan terbentuk 44 wilayah yang berstatus kelurahan dan 132 wilayah yang berstatus desa.
Masing-masing wilayah kecamatan tersebut mempunyai potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang berbeda, meskipun perbedaan itu relatif kecil,sehingga pemanfaatan sumber-sumber yang ada relatif sama untuk menunjang pertumbuhan penbangunan di wilayahnya.
Penduduk Kabupaten Wajo tahun 2006 sebanyak 373.938 jiwa terdiri dari penduduk laki-laki sebanyak 177. 252 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 196.686 jiwa dengan sex rasio sebesar 90.12 persen.kepadatan penduduk Kabupaten Wajo 149 jiwa / km2. penduduk kabupaten wajo hampir 99.5% beragama Islam.
Potensi sumber-sumber ekonomi yang dimiliki Kabupaten Wajo terus dikembangkan untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk. Hal itu dapat dilihat dari perkembangan Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB ) Kabupaten Wajo dari tahun ke tahun laju pertumbuhan ekonomi pada tahun 2006 sebesar 5,66% .
Sektor pertanian merupakan tulang punggung perekonomian sebagai sumber pendapatan di Kabupaten Wajo disamping sektor-sektor perekonomian lainya. Hal itu di gambarkan oleh peranan masing-masing sector ekonomi dalam pembentukan Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB ) di Kabupaten Wajo setiap tahunnya.
Pada tahun 2005 sektor pertanian Kabupaten Wajo memberikan sumbangan sebesar 42,58% terhadap total PDRB Kabupaten Wajo dan pada tahun 2006 sebesar 41,71%. Peranan sektor tersebut tampaknya ada kecenderungan menurun, jika dibandingkan dengan keadaan pada tahun sebelumnya. Pada tahun 2004, angka itu masih sebesar 42,99% dan sedikit berfluktuasi dari tahun ke tahun. Kemudian peranan sektor-sektor lainya pada tahun 2006 yaitu sektor perdagangan / restoran dan hotel sebesar 6,63%, sektor pertambangan dan penggalian sebesar 5,41 %, sektor angkutan dan komunikasi sebesar 4,97%, sektor perbankan, lembaga keuangan sebesar 4,28%, sektor bangunan sebesar 2,39%.
Ukuran secara makro mengenai kemakmuran penduduk suatu wilayah dapat digambarkan oleh perolehan PDRB perkapita yang ada di wilayah ini. Pada tahun 2006, PDRB perkapita atas dasar harga berlaku di Kabupaten Wajo telah mencapai Rp. 7,732 juta atau dengan nilai konstan 2000 sebesar 5,184 juta. Nilai itu mengalami peningkatan yang cukup berarti jika dibandingkan dengan keadaan pada tahun 2005,yaitu untuk harga berlaku sebesar Rp. 6,860 atau dengan nilai harga konstan 2000 sebesar Rp. 5,035. PDRB Kabupaten Wajo atas dasar harga berlaku Rp. 2.891.51 Milyar dan Rp. 1.938,61 Milyar atas dasar harga konstan.
Dari sisi pertumbuhan ekonomi selama periode 2001-2005 kondisi perekonnomian Kabupaten Wajo cukup berfluktuasi. Pada tahun 2002 mengalami pertumbuhan negatif -0,24%, namun pada tahun 2003 mengalami pertumbuhan positif 3,13%. Selanjutnya pada tahun 2005 pertumbuhan ekonomi membaik sebesar 5,97%. Demikian juaga PDBR perkapita peridoe 2001-2005 berfluktuasi, dimana pada tahun 2002 mengalami penurunan 0,62%, tetapi pada tahun 2003, 2004 dan 2005 mengalami peningkatan masing-masing sebesar 3,17%, 3,39% dan 5,83% atau mencapai Rp. 5.035.747,- ( berdasarkan harga konstan tahun 2000 ) atau Rp 6.860.429,- (berdasarkan harga berlaku ). Struktur perekonomian Kabupaten Wajo masih didomonasi oleh sektor pertanian, teramsuk didalamnya pertanian tanaman pangan, perkebuanan dan perikanan. Kemudian urutan kedua adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran selanjutnya disusul oleh sektor jasa-jasa, industri pengolahan, penggalian dan pertambangan, angkutan dan komunikasi, bangunan, dan terakhir adalah sektor lisrik, gas dan air bersih.
Filosofi Pemerntahan dan Kemasyarakatan Wajo yang tercermin pada kedalaman kearifan budaya dan moral masyarakat Wajo sejak 600 tahun yang lalu, sejak Wajo lahir Tanggal 29 Maret 1399, kemudian mengkristal pada 3 kata yang selanjutnya kita sebut dengan fiolosofi 3 S yaitu : Sifakatau, Sifakalebbi, Sifakainge. Filosofi ini menjadi tatanan yang tak terpisahkan satu dengan yang lain.
1. Sifakatau, nilai ini memasyakat agar dalam membina interkoneksitas, sebagai elemen utama dalam wacana kemandirian lokal, yang sayangnya dilaksanakan dalam prinsip kebersamaan yang berbasis pada penghormatan dan pengakuan terhadap keberadaan dan jati diri setiap anggota masyarakat.
2. Sifalebbi, nilai ini memasyarat, agar dalam kehidupan bermasyarakat yang penuh pergaulan, termasuk melaksankan aktifitas pembangunan dibtuhkan saling pengertian saling menghargai dan saling menghormati sesuai dengan peran masing-masing dalam rangka mensejahterakan dan menjaga kelangsungan hidup manuasia, baik sebagai individu maupun kolompok.
3. Sifakainge, nilai ini mengedapankan rasa saling mengingatkan dan saling manunjukkan jalan terbaik akan ditempu dalam mewujudkan cita-cita bersama. Melakukan koreksi dan saran konstruktif untuk penyelesaian setiap masalah dan menjauhi rasa curiga dan sentimen yang dapat merusak hubungan kemanusiaan, sekaligus merupakan kiat mempertemukan aspirasi sebagai basis dalam menjalankan harmoni kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara.
4. Resopa Natinulu,Temmangingngi Malomo Naletei Pammase Dewatae. Nilai ini mengedepankan semangat kerajinan dan etos kerja yang tinggi, yang apabila dibarengi dengan ketekunan, keiklasan serta doa, maka Rahma dari Tuhan Yang Maha Esa akan tercapai. Nilai sekaligus mengganbarkan, bahwa dalam mengejar Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, seharusnya dimulai dengan niat yang tulus dan perencanaan yang jelas.
Pada masa transisi pelaksanaan otonomi daerah yang penuh tantangan dan euforia kebebasan, perlu dibangun suatu persepsi, pandangan yang sama antara pemerintah dan masyarakat Wajo dalam wujud adanya etika pemerintahan dan kemasyarakatan yang dapat dijadikan tolak ukur kinerja pemerintah dan masyarakat. Etika pemerintah dan kemasyarakatan tersebut tercermin pada 6 prinsip kerja yaitu :
1. Taat Azas
Semua lanhgkah dan kebijaksanaan pemerintah dan masyarakat hendaknya lebih awal mengacuh pada landasan hukum (adat) dan menghormati hukum (peraturan preundang-undangan dan keputusan masyarakat).
2. Keterbukaan
Setiap langkah dan kebijaksanaan disampaikan secara terbuka (manajeman terbuka) kepada masyarakat untuk mencegah agar tidak terjadi kecurigaan dan fitnah. Abad ke 21 ditandai dengan era globalisasi, keterbukaan yang penuh dengan persaingan.
3. Kemitraan dan Kebersamaan
§ Hasil maksimal hanya dapat tercapai melalui kemitraan dan kebersamaan.
§ Membina kebersamaan dan kemitraan antara aparatur kelembagaan secara Vertikal dan Horizontal.
§ Membina kemitraan/keterbukaan antar daerah, wilayah secara vertikal dan horizontal.
§ Membina kemitraan/keterbukaan antar dan inter lembaga pemerintah dan kemasyarakatan.
4. Pelayanan
§ Tugas utama aparatur pemerintah adalah memberi pelayanan prima kepada masyarakat, bukan sebaliknya.
§ Mempermudah birokrasi pelayanan, tidak malah mempersulit karena ada sesuatu yang tidak diharapkan.
5. Rasa Malu
§ Merasa malu kalau tidak melaksanakan tugas dengan baik
§ Malu pada diri sendiri, pada masyarakat, dan pada Tuhan Yang Maha Esa apabila tidak melaksanakan tugas dengan penuh rasa tanggung jawab.
6. Iman dan Taqwa
§ Berpegang teguh kepada ajaran agama karena menunjukkan jalan yang benar kepada kita semua.
Untuk memberi semangat (Spirit) dalam melaksanakan aktifitas kita sehari-sehari, baik dari unsur aparatur, stake holder, maupun dari seluruh masyarakat, memegang teguh etos kerja yang telah disepakati bersama, adalah :
§ Sebagai suatu sikap kehendak (dikehendaki) secara sukarela, tanpa dipaksa untuk suatu kegiatan (sasaran/program/tujuan).
§ Menyangkut sifat, karakter, kualitas hidup, moral dan suasana hati seseorang atau masyarakat.
§ Motivasai kerja menyangkut aspek pemerintahan, pembangunan kemasyarakatan.
§ Semboyan Wajo Berperstasi disimbolkan sebagai etos kerja pemerintah dan masyarakat Wajo.
WAJO BERPERESTASI adalah akronim kata :
W : keWajiban
A : Aku, dan Anda
J : belaJar, menuntut ilmu.
O : Optimal
Ber : Berkarya
Pres : berPrestasi
Ta : bermarTabat/kedudukan/kemuliaan
Si : Simpati/Rasa suka dan rasa kasih

Kewajiban (nesseriki) :
Kewajiban tersebut akan dipertanggung jawabkan, baik didunia maupun diakhirat sesuai norma agama dan norma hukum (adat) yang berlaku.
Belajar/Menuntut Ilmu (magguru/patarenre’ amaccangeng).
Modal utama dalam melaksanakan tugas adalah ilmu pengetahuan dan keterampilan (skill) yang dimiliki, sehingga sepantasnya kita senantiasa belajar dan menuntut ilmu sampai akhir hayat.
Optimal (temmangingngi) :
Puncak dedikasi kerja yang diharapkan adalah optimal, artinya sungguh-sungguh tidak setengah-setengah hati dan rasa tangung jawab (resopa temmangingi naletei pammasena dewata).
Berkarya (majjama/mappalaung) :
Tidak ada seorang manusiapun yang luput dari bekerja dan berkarya untuk kepentingan diri sendiri, masyarakat dan negara.Tidak bekerja dan tidak berkarya berarti malas (makuttu).Berprestasi (papole wassele madeceng).
Prestasi adalah hasil karya yang memiliki nilai yang sangat tinggi, dapat dijadikan suatu kebanggaan atau kebahagiaan yang tiada taranya.
Bermartabat (keampe madeceng/ulawu tau).
Martabat adalah harga diri yang diidam-idamkan oleh setiap orang. Orang terpandang sesamanya apabila bermartabat dan memiliki harga diri (informan leader).
Simpati (pappoji, pangeruu).
Simpati sebagai suatu rasa sayang, rasa cinta, dan rasa hormat terhadap seseorang atas segala karya dan prestasi yang dimilikinya.
Sebagai suatu pandangan jauh ke depan untuk mencapai suatu tujuan, maka ditetapkan suatu VISI untuk dijadikan sasaran yang ingin dicapai dalam waktu tertentu, seperti tersebut di bawah ini ;
”TERWUJUDNYA KESEJAHTERAAN MASYARAKAT, MENUJU MASYARAKAT WAJO YANG MAJU, MANDIRI, DEMOKRATIS, BERADAB BERNAPASKAN IMAN DAN TAQWA , SERTA DENGAN SEMANGAT RIASSIWAJORI”
Untuk mencapai Visi itu, maka ditetapkan beberapa MISI sebagai pedoman dalam melaksanakan aktivitas sebagaimana tersebut di bawah ini ;
1. Meningakatan kualitas pengolahan usaha perekonomian rakyat, serta hasil komoditas diberbagai sektor usaha.
2. Mendorong peningkatan pendidikan meliputi pendidikan umum, pendidikan agama dan peningakatan kualitas sumber daya manusia dari segala lapisan dan profesi.
3. Mendorong peningkatan infrasruktur perhubungan dan perekonomian sampai kepedesaan
4. Meningkatan derajat kesehatan masyarakat dan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat.
5. Meneta kelembagan dan peran pemerintah sebagai pengayomon masyarakat senhingga ,kredibel,efisien,ekfektif,dan terhindar dari praktek korupsi, kolusi dan nepotisme
6. menata kelembagan dan pranata sosail masyarakat kearah treciptanya peran dijiwai oleh etika dan nilai-nilai budaya Wajo dan berdasakan hukum.
7. menegembangakan peran Kabupaten Wajo yang lebih effktif, biak pada posisinya sebagai jalur trans sulawesi, maupun pada posisi antra Kabupaten dengan pola interkoneksitas.
8. mengoptimalkan pemaafataan sumber daya pembangunana (alam,teknologi,modal,sosial) untuk kemasahltan masyarakat.
9. meningkatan pengamlan nilaia-nilai agama, serta peningakatan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Esa, serta nilai-nilai budaya dalam jajaran pemerintahan dan berbagai aspek kehidupan masyarakat.
Faktor penentu keberhasilan yang telah dirumuskan adalah sebagai berikut :
Optimalnya pemafaatan sumber daya alam, terutama yang dimiliki comparative adventage (keunggulan komparatif) yang tinggi dengan memeprtahankan kualitas lingkungan.
Pemeliharaan dan penyerpurnaan kualitas sarana dan prasarana yang telah ada.
Menjaga suasna kondusif kehidupan kemasyarakatan dengan pembinaan yang terpadu dan peningkatan pemahaman beragama.
Meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan masyarakat termasuk masyarakat didaerah terpencil
Meningkatkan kualitas SDM aparat Pemerintah Daerah, unutk menunjang peningkatan kualitas pelayanan kepada masyarakat
Meningkatakan daya tarik obyek wisata dengan peningkatan sarana, prasaran dan promosi serta pemberdayaan masyarakat sekitar obyek wisata
Penanggulangan lahan kritis dan kerusakan lingkungan
Meningkatkan prokduktifitas lembaga ekonomi masyarakat dalam pembangunan ekonomi
Meningkatkan kesejahteraan petani dengan mendorong pemaanfaatan teknologi tepat guna
Untuk mencapai tujuan secara optimal, maka ditetapkan sasaran strategik sebagai berikut :
1. Pemberdayaan lembaga ekonomi masyarakat;
2. Pemerataan dan perluasan cakupan pendidikan;
3. Peningkatan kualitas pendidikan formal dan informal;
4. Meningkatkan kualitas infrastrukutr perhubungan dan perekonomian;
5. Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat ;
6. Meningkatnya jumlah aparatur pemerintah yang profesional;
7. Tersusunnya rencana pembangunan yang komprehensif;
8. Meningkatnya kualitas penatausahaan keuangan daerah;
9. Optimalisaai fungsi lembaga pengawasan dan penegakan supremasi hukum;
10. Penetapan batas wilayah kabupaten;
11. Penetapan stándar pelayanan Minimal (SPM) ;
12. Meningkatnya usaha-usaha kesejahteraan social
13. Tertatanya organisasi kemasyarakatan;
14. Menjadikan/memantapkan Kabupaten Wajo sebagai pusat perberasan dibagian timur “BOSOWASIPILU: untuk menunjang Sulawesi Selatan sebagai penyanggah utama beras dikawasan Timur Indonesia;
15. Mengoptimalkan pemanfaatan potensi gas;
16. Meningkatkan produktifitas sector pertanian, perikanan dan peternakan;
17. Meningkatkan penggalian potensi sektor pertambangan dan energi;
18. Meningkatnya pemanfaatan sumber daya air;
19. Meningkatnya penanganan lahan kritis dan hutan;
20. Terwujudnya kesadaran dan peran serta masyarakat dalam pengolahan lingkungan hidup;
21. Pengurangann pengangguran dan perselisihan hubungan industrial;
22. Tertatanya obyek wisata di Kabupaten wajo
23. Meningkatnya kerukunan hidup intern umat beragama, antar umat beragama, dan umat beragama dengan pemerintah;
Strategi dalam rangkah pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, Pemda Kabupaten Wajo menetapkan beberapa kebijakan sebagain betrikat :
1. Penguatan lembaga ekonomi sebagai sokoguru perekonomian yang akuntabel, bersih, transparan dan profesional;
2. Penguatan usaha kecil dan menengah (UKM) dan indusri rumah tangga;
3. Pemerataan dan peluasan cakupan pendidikan bagi seluruh lapisan masyarakat;
4. Peningkatan kualitas untuk menunjang SDM;
5. Meningkatkan infrastruktur perhubungan disertai dengan pengawasan optimal untuk mendukung pertumbuhan ekonomi sampai kepedesaan;
6. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang terjangkau seluruh lapisan masyarakat;
7. Peningkatan profesionlisme aparat pemerintah daerah dan penataan kelembagaan sesuai dengan kebutuhan;
8. Peningkatan profesionalisme aparatur desa melalui penguatan otonomi desa;
9. Penyusunan dokumen dan perencanaan yang efektif;
10. Penatausahaan keuangan daerah baik sumber dan penggunaanya dalam pelaksanaan pembangunan daerah yang terarah, akuntabel, dan transparan;
11. Peningkatan profesionalisme lembaga pengawasan daerah;
12. Pembangunan hukum diarahkan pada terciptanya supremasi hukum dan mencegah KKN;
13. Penetapan batas wilayah kabupaten secara dejure dan depacto;
14. Peningkatkan kualitas pelayanan aparatur pemerintah daerah;
15. Penanganan penyandang masalah kesejahteraan social secara terpadu;
Untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditentukan, maka digunakan analisis SWOT, seperti di bawah ini :
I. STREANGTHS (KEKUATAN)
1. Potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang cukup memadai.
2. Komitmen bersama antara eksekutif, legislatif, serta stakeholder laninya utuk mencapai tujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat.
3. Komitmen antara eksekutif dan legislatif untuk mengembangkan kelembagaan pemerintah daerah dan kelembagaan masyarakat.
4. Tersedianya infra struktur di berbagai bidang untuk di kembangkan.
5. Otonomi Daerah yang memberi peluang kepada daerah untuk berkreasi mengelola pembangunan secara mandiri.
6. Keamanan dan ketertiban yang cenderung membaik
II. WEAKNESSES (KELEMAHAN)
1. Kualitas sumber daya manusia yang masih rendah.
2. Kesadaran dan penegakan hukum yang masih lemah.
3. Keamanan dan ketertiban masyarakat yang masih fluktuatif.
4. Pelayanan / kinerja pemerintah yang belum maksimal.
5. Kualitas produksi yang belum memadai, sehingga mengakibatkan lemahnya daya saing produk.
III. OPPORTUNITIES (PELUANG)
1. Potensi pasar komoditas pertanian dan perikanan.
2. Globalisasi yang menciptakan potensi pasar komoditas
3. Program perintah pusat dan pemerintah Propinsi Sulawesi Selatan yang mendukung pengembangan agribisnis.
4. Posisi strategik Kabupaten Wajo yang terletak dijantung trans Sulawesi.
5. Sistem desentralisasi yang memberi kewenagan yang luas kepada daerah.
II. THREATS (ANCAMAN)
1. AFTA, APEC dan WTO yang menuntut persaingan bebas dibidang perdagangan.
2. Persaingan harga komoditas yang mengakibatkan harga komoditas yang tidak stabil.
3. Tuntutan masyarakat terhadap peningkatan kualitas hidup.
4. Perkembangan ilmu penegetahuaan dan teknologi yang begitu pesat yang mendorong percepatan perubahan sosial ekonomi.
5. Dampak krisis ekonomi yang belum tuntas.
6. Arus informasi dan komunikasi secara global yang begitu cepat, yang cenderung merubah pola pikir dan tatanan kehidupan masyarakat.
Penggunaan lahan Kabupaten Wajo yang mempunyai luas wilayah 2.506,19 km2 secara terinci sebagai berikut :
Persawahan 86,142 Ha
Alang-alang/Padang rumput 27,345 Ha
Hutan Rakyat 13,161 Ha
Hutan negara 4,618 Ha
Kebun campurn 35,773 Ha
Perkebunan 22,116 Ha
Empang 2,359 Ha
Tambak 8,473 Ha
Rawah-rawah 2,840 Ha
Tanah kosong 37,693 Ha
Bangunan dan halaman 10,099 Ha
Dari data tersebut di atas menujukkan bahwa penggunanan lahan yang terluas adalah persawahan. Namun apabila ditinjau dari kemanpuan pengairan, sebahagaian besar areal sawah tersbut masih sawah tadah hujan, selebihnya berpengairan teknis/ sederhana/desa dan pompanisai.
Sumber daya manusia yang cukup besar, dengan sikap yang ramah tamah terbuka, tekun dan giat bekerja serta demokratis yang tercermin dari warisan dan pandangan hidup sejak dahulukala dengan Motto yang dikenal ”MARADEKA TOWAJOE ADE’NA NAPOPUANG” artinya Bahwa Rakyat Wajo merdeka hanya konstitusinya yang dipertuankan ”Corak hidup masyarakat homogen atas dasar kekeluargaan dan sifat kegotong-royongan yang terungkap dari LONTARA SUKKUNA WAJO dengan somboyang ”MALI SIPARAPPE REBBA SIPATOKKONG, MALELU SIPAKAINGE, MAINGEPPI NAPAJA”. Semua ini adalah merupakan modal dasar untuk menggali dan mengembangkan potensi sumber daya manusia.
Lokasi pengembangan komoditi utama terletak pada 14 kecamatan di Kabupaten Wajo yang terdir dari sentra pengembangan tanaman pangan, sentra pengembangan perkebunan, sentra pengembangan peternakan dan sentra pengembangan perikanan.
Pengwilayahan pengembangan komoditi berdasakan lokasinya dapat di uraikan sebagai berikut :
a. Tanaman Pangan (Padi/Palawija)
1. Padi : meliputi Kecamatan Takkalalla, Sajoanging, Majauleng dan sebagian Pitumpanua.
2. Padi / Palawija : meliputi Kecamatan Majauleng, Pitumpanua, Pammana.
3. Palawija : meliputi Kecamatan Belawa,Tanasitolo, Tempe, Sabbangparu dan pesisir danau tempe.
b. Perkebunan
1. Buah-Buahan
§ Mangga/Nangka : meliputi Kecamatan Sabbangparu, Pammana,Tanasitolo, Majauleng, Pitumpanua, Belawa, Maniangpajo, dan Takkalalla.
§ Nenas : meliputi Kecamatan Tanasitolo, Maniangpajo, Pammana, Sabbangparu, Takkalalla, Majauleng, dan Pitumpanua.
§ Pepaya : meliputi Kecamatan Tanasitolo, Maniangpajo, Pammana, Sabbangparu.
2. Holtikultura
§ Kelapa : meliputi Kecamatan Tanasitolo, Maniangpajo, Belawa, Majauleng, Pitumpanua, Sajoanging, Pammana, dan Sabbangparu.
§ Kapas : meliputi Kecamatan Pammana,dan Sabbangparu.
§ Kapok : meliputi Kecamatan Tanasitolo, Maniangpajo, Belawa, Majauleng, Pitumpanua, Takkalalla, Sajoanging, Pammana, Sabbangparu, Penrang dan Bola
§ Tebu : meliputi Kecamatan Sabbangparu, Pammana.dan Majauleng.
§ Rosella : meliputi Kecamatan Belawa, Pammana, dan Pitumpanua.
§ Panili : meliputi Kecamatan Sabbangparu, Pammana, dan Pitumpanua.
c. Sentran Pengembangan Peternakan
1. Ternak Besar : meliputi Kecamatan Belawa, Maniangpajo, Pitumpanua, Sajoanging, Majauleng dan Tanasitolo, Gilireng, dan Penrang.
2. Ternak Kecil / ayam: meliputi Kecamatan Belawa, Maniangpajo, Majauleng, Gilireng dan Penrang.
d. Sentra Pengembangan Perikanan
1. Tambak
§ Ekstensifikasi : meliputi Kecamatan Takkalalla, Sajoanging dan Pitumpanua.
§ Intensifikasi : meliputi Kecamatan Takkalalla, Sajoangin, Pitumpanua, dan Penrang.
2. Kolam : meliputi Kecamatan Tanasitolo, Belawa, Maniangpajo, Majauleng, Takkalalla, Sajoanging dan Pitumpanua.
3. Perairan Umum
§ Danau /Rawa : meliputi Kecamatan Tempe, Tanasitolo, Belawa, Sabbangparu, Sajoangin dan Majauleng.
§ Budidaya laut : meliputi Kecamatan Sajoanging, Takkalalla dan Pitumpanua.
Proses pembangunan yang terkait dengan Peningkatan kualitas Manusia selama dua tahun terakhir dengan menunjukan kemajuan yang secara agregat di ukur dalam bentuk Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang merupakan suatu ukuran yang dapat mencerminkan aspek-aspek pembangunan dan dianggap cukup baik untuk menggambarkan aspek sosial maupun Ekonomi yang telah dicapai.
IPM Kabupaten Wajo sedikit mengalami peningkatan selama kurung waktu 2005 – 2006 yakni dari 66,46 pada tahun 2005 menjadi 67,83 pada tahun 2006, hal ini merupakan akibat naiknya indeks dari dua komponen pendukung IPM yaitu Indeks pendidikan dan Indeks daya beli.
IPM. Kabupaten Wajo pada tahun 2006, menduduki Urutan ke 17 dari 23 Kabupaten / Kota se Sulawesi Selatan bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya naik satu strip yaitu pada Rangkin ke 18 dari 23 Kabupaten / Kota se Sulawesi Selatan. Baik pada tahun 2005 maupun pada tahun 2006 IPM Kabupaten Wajo berdasarkan keriteria UNDP di golongkan menengah.
Indeks kesehatan Kabupaten Wajo menunjukan peningkatan selama priode 2005 – 2006 yaitu dari angka sekitar 72,67 menjadi 73,20 demikian juga Indeks Pendidikan Kabupaten Wajo relatif mengalami peningkatan selama periode 2005 – 2006 yaitu dari 66,29 pada tahun 2005 menjadi 67,82 pada tahun 2006, demikian juga Indeks Parioritas daya beli mengalami perubahan selama periode 2005 – 2006 yaitu dari 60,43 pada tahun 2005 meningkat menjadi 62,47 pada tahun 2006, Indeks Pembangunan Manusia ini di dukung oleh beberapa indikator sosial lainnya, yakni “: Usia Harapan Hidup, Angka Melek Huruf, Rata-rata lama sekolah dan daya beli masyarakat.
Dalam pelaksanaan pembangunan pemerintahan dan kemasyarakatan di Kabupaten Wajo selama ini cukup baik dan tidak mengalami hambatan dan kendala yang berarti yang ditandai rendahnya gejolak dan pengaduan dari masyarakat. (BAKRI REMMANG).

Wajo Utara, Tidak Dapat Ditawar

Menanti Pembentukan Wajo Utara

(sori cezzz blog ini dalam uji coba aja dulu)